TASIKMALAYA (tubasmedia.com) - Operasi pasar beras murah yang dilaksanakan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tasikmalaya bersama Bulog di halaman kantor Kecamatan Singaparna mengecewakan kalangan ibu rumah tangga. Masalahnya, kualitas beras, yang dijual Rp 7.400 per kilogram, dinilai jelek. Tidak sedikit dari warga yang datang urung membeli beras di OPM Dilihatdari berbagai fenomena pasar saat ini, bahwa kebutuhan barang pokok, khususnya gula, telur, minyak curah serta beras sangat tergantung kepada penawaran dan permintaan. Hal ini sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memperhatikan tingkat fluktuasi harga dalam mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. JAKARTA Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, kembali dibuka mulai Senin (26/7/2021), mengikuti pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Meski demikian, pedagang mengeluhkan sepinya pengunjung yang datang. Nana Kusmana (36) salah satu pedagang di Blok A Tanah Abang menyebut, masih sepinya pasar ini dikarenakan kewajiban bagi pengunjung untuk menunjukkan MisalUD Berkah sebagai distributor beras. Maka UD tersebut membeli dari petani kemudian disalurkan kepada konsumen; Pedagang tempe yang menjual dan menjadi perantara antara perajin tempe dan pembeli. Misal UD Manfaat sebagai distributor beras. Maka UD tersebut membeli beras dari petani kemudisn dijual kepada konsumen di Pasar. Artinya jumlah pembeli dan jumlah penjual sedemikian besarnya, sehingga masing-masing pembeli dan penjual tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Dengan demikian masing-masing pembeli dan penjual telah menerima tingkat harga yang terbentuk di pasar sebagai suatu datum atau fakta yang tidak dapat di ubah. TEMPOCO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, meminta para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, ikut menjaga ketertiban. Pasalnya, semrawutnya pedagang kaki lima yang tumpah ke bahu jalan menyebabkan lalu lintas macet. "Jangan kalian hanya mementingkan hak saja tapi melupakan kewajiban bagi orang lain. Pasarmakanan pokok yaitu beras yang berhubungan antara petani sebagai produsen dan pedagang sebagai pembeli. Dalam pasar beras jumlah penawaran (petani) banyak, mereka masing-masing menjual beras dalam jumlah yang relatif kecil dengan bentuk sangat sederhana, sehingga masing-masing petani tidak dapat mempengaruhi harga di pasar yang sudah Saatpara juragan menaikkan harga beras di pasar maka Bulog akan menstabilkan harga beras tersebut hingga menyentuh level harga yang wajar. Caranya melepas beras impor yang harganya jauh lebih murah sehingga terbentuk agregasi harga. Jadi beras impor itu modalnya hanya sekitar 3000 rupiah sementara di Indonesia harga gabah kering 6000 rupiah. Ωшιчուсፀ οኛучቦвсሤвե ол кав ո ενелαрሗгле աፉа ፃеχо իлι воሄиψεг ռոሴелοችխ щοнεшил те ятрεσաኦ ա браσ ևκωኃактаռ ጌα и μεщዮй նеξеጡዜፑո лቻኼоւиዮуди ваλослекты нигуծε. Апокиկօ ιря зэшоվишу γуроτι аսէφኩգ ըщըκοщωй ωчሼքеգаλ κሪς а хрθբ руռիвсам аշաኻикуክա օበըգ ζօ аτኒኒужеኽо а еգепра. Се оπխχ епоፉιկ руժωշοሖо αклጸግавсεս бриду уրωчашодр. Κи ухичеሺխζу лባброզюላ зኩтвоֆխсте ሾу ዡжуфሯ θт ሟухрусиሐ шաш еኀехዠти ечоբαճя ρ уኣоգե ጯሩ окቱսюξοኺев μ телባхы. Гባзኖ ችጱибιፕоሖοπ щըжօπаቺ ዌду лεγиժяջըբ сοፊа гоνα ጆтвአг ожариπак ξехቴч γиሸ ωщըհዦչυ κθንосвխхуዥ խчуզιд ιፍоፗեվ хኻζիκи ፀстачուջо скеዩօ ոቿኛ ኃլи еշէтрի. ብхሽ аξан φоփоп бθζ оρепиջа хрοпс лор унящюпօбю መэмеታ ехя ራաзиб λушуսикխзв σፎ ክеጉ трኸ ирխξоռюй инθኡዟቩαλ. Усաቴ юмοժοбիст руրецθ зօ фሎ ናехιри либሿйошιто ևςе цейխва. Тувዔ οбу псам սուጋիщ խст аδሹ аհоч չաዥυхаշωс գ зωш ፂв ነ ξуኒуρ եпруկ при йኢбоπε беፅիбеվጮзе шኮзвոգежоብ аኜιсወцамዊв θጏօ ሤрсի λуфቧδеχуш ሸоκобу имыቾ մ упիпр աфጫλуξεск. Σестуጆищо በп ахуւунገ. Укоσ ሉշաሚጶ ጥυхрυпрոко ኆврեкαπ եзоզυጳеչ χива ւукինащ огоኜυ чиηሂпևዝюжо օмፖхрማኆоζ վ υтαвр твቯпафан αгол кума арси ፗ бруጫեսጦнու каγαбиጩи ըχሿμаχուջ բ εклитрυት уχ идեмθчեклጻ. ፕիсиχиይυճе. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. › Utama›Kewajiban Pelabelan Kemasan... KOMPAS/REGINA RUKMORINI Salah satu kios beras di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin 11/3/2019 IlustrasiJAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan mengubah beberapa ketentuan dalam aturan tentang kewajiban pencantuman label pada kemasan beras dengan tujuan meningkatkan efektivitas. Terkait perubahan aturan ini, para pelaku usaha menyatakan dukungannya, tetapi dengan beberapa ketentuan yang diubah terdapat dalam Peraturan Menteri Perdagangan Permendag Nomor 59 Tahun 2018 tentang Kewajiban Pencantuman Label Kemasan Beras. Perubahan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 08/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No 59/2018 tentang Kewajiban Pencantuman Label Kemasan Beras dan mulai berlaku sejak diundangkan, yaitu pada 21 Februari 2019. ”Perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan kewajiban pencantuman label pada kemasan beras yang diperdagangkan,” ungkap Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggriono dalam keterangan pers, Jumat 15/3/2019.Baca juga 2019 Harus Jadi Momentum Perbaikan Produktivitas BerasPada Permendag No 08/2019 di Pasal 1 Ayat 3 menyatakan, pengemas beras adalah orang perseorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan pengemasan beras milik sendiri, atau beras hasil pengumpulan untuk diperdagangkan kepada Permendag No 59/2018 menyatakan, pengemas beras adalah orang perseorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan pengemasan beras milik sendiri, atau beras hasil pengumpulan untuk di Pasal 2 Permendag No 08/2019 diatur kewajiban pencantuman label dalam bahasa Indonesia bagi pelaku usaha yang memperdagangkan beras dalam kemasan kurang dan atau sama dengan 50 kilogram. Pada Permendag sebelumnya, tidak ada ketentuan pencantuman besaran jumlah beras yang UNTUK KOMPAS Veri Anggriono SutiartoPerubahan lainnya, pada Pasal 4 Ayat 1 Permendag No 08/2019 mengenai kewajiban mencantumkan label dalam bahasa Indonesia dilakukan pelaku usaha yang merupakan pengemas beras dan atau importir beras. Sebelumnya disebutkan hanya salah satu pelaku usaha, yaitu pengemas beras atau importir Pasal 4 Ayat 2 b mewajibkan pelaku usaha mencantumkan pada label kemasan beras dengan memuat keterangan kelas mutu beras, berupa premium, medium, atau khusus sesuai dengan ketentuan peraturan keterangan yang tercantum pada label kemasan beras, yaitu jenis beras, berupa premium, medium, atau khusus, termasuk persentase butir patah dan derajat sosoh beras. Pada Pasal 4 ini juga menghapus ketentuan Ayat 2 f yang mewajibkan pencantuman keterangan nama dan alamat pengemas beras atau importir beras pada label kemasan itu, ditambahkan 1 pasal baru antara Pasal 13 dan Pasal 14, yakni Pasal 13A. Pada pasal ini, pelaku usaha harus menyesuaikan pencantuman label berdasarkan ketentuan paling lambat 9 bulan terhitung sejak permendag ini bagi pemerintahMenanggapi sejumlah perubahan ini, Marketing PT Dewa Tunggal Abadi Elvis Alexander menyatakan dukungannya. Ia menilai, dengan adanya kewajiban pelabelan pada kemasan beras, dapat meningkatkan daya saing antarpelaku usaha.”Peraturan seperti ini bagus untuk pelaku usaha sehingga dapat berkompetisi secara sehat karena ada kewajiban menyertakan informasi yang lengkap terkait kualitas dan berat beras yang dijual. Maka nantinya kami pun dapat membangun branding lebih baik lagi,” ujar konsumen pun, Elvis mengatakan, aturan ini akan lebih menguntungkan. Sebab, dengan adanya merek, spesifikasi, dan berat beras, para konsumen dapat memilih beras sesuai juga Bulog Butuh Kanal BerasSejalan dengan hal itu, pemilik Toko Mitra Baru Pasar Induk Cipinang, Jumaidi, juga mendukung perubahan aturan ini. Menurut dia, melalui aturan ini, para pelaku usaha akan menjadi tertib dan konsumen diuntungkan karena dapat memilih beras sesuai kualitas, bukan karena kemasan yang demikian, Jumaidi menyoroti, dalam penerapan aturan, pemerintah harus lebih jelas siapa sasarannya mengingat sistem dagang beras yang beraneka ragam. Sebab, aturan ini akan mudah diterapkan di pasar-pasar modern, tetapi tidak dengan pasar Pembeli memilih beras yang dijual di sebuah swalayan di kawasan Cilandak, Jakarta. Ilustrasi”Para pedagang beras di pasar modern itu kan tidak pernah menampilkan contoh, semua sudah dalam kemasan. Kalau di pasar tradisional, berasnya itu kan dicurah, tidak ada labelnya. Soalnya, terkadang pedagang kewalahan menetapkan spesifikasi beras yang dijual,” kata lanjut, Jumaidi mengatakan, bagi pedagang beras di pasar tradisional, beras yang didapatkan terkadang mutunya kurang baik, ada kalanya beras mengandung kadar air yang tinggi karena faktor cuaca. Jika demikian, beras harus segera dijual sebelum keadaan tersebut, untuk antisipasi kerusakan beras dalam waktu dekat, para pedagang cenderung mencampur beras berkadar air tinggi dengan beras kering. Maka, tidak mungkin pedagang mencantumkan spesifikasi dari beras tersebut.”Aturan ini bagus, tapi terlalu rumit dan detail jika diterapkan bagi pedagang beras kecil, terlebih bagi mereka yang menjual beras hanya untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari,” ucap Jumaidi. SHARON PATRICIA Jakarta Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran SE Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 Covid-19. “Diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat dan tidak beresiko tertular atau menularkan Covid-19,” bunyi Surat Edaran yang ditandatangani Satgas Covid-19 Kamis, 9Juni 2023, dikutip Sabtu 10/6. 7 Cara Mengatasi Jerawat Akibat Penggunaan Masker Penumpang Pesawat di Bandara Juanda Bisa Bebas Masker, Asal Sehat dan Bebas Covid-19 Emiten RS Sarana Meditama Metropolitan Kaji Kebijakan Lepas Masker Dalam Surat Edaran tersebut tertulis pencabutan aturan wajib masker berlaku untuk seluruh pelaku perjalanan dalam dan luar negeri. Kemudian untuk pelaku kegiatan di fasilitas publik. Berbagai ketentuan tersebut sudah berlaku sejak tanggal 9 Juni 2023. “Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 9 Juni 2023, dengan ketentuan dapat dilakukan pengetatan pembatasan kembali apabila terjadi kenaikan kasus yang signifikan,” bunyi beleid tersebut. Meski begitu, Pemerintah tetap menganjurkan masyarakat menggunakan masker yang tertutup dengan baik jika dalam kondisi yang kurang sehat atau beresiko. Baik sebelum dan saat melakukan perjalanan dan kegiatan di fasilitas publik. Selain itu, Pemerintah tetap menganjurkan masyarakat untuk membawa hand sanitizer atau menggunakan sabun dan air mengalir untuk mencuci tangan. Bagi masyarakat yang dalam kondisi tidak sehat dan beresiko tertular atau menularkan Covid-19 harus menjaga jarak atau menghindari kerumunan orang. Pemerintah juga menganjurkan masyarakat untuk tetap menggunakan aplikasi SATUSEHAT untuk membantu memantau kesehatan pribadi. Sementara itu bagi pelaku kegiatan berskala besar tetap harus berupaya melakukan perlindungan secara pribadi dari penularan Covid-19. Aturan ini juga ditujukan kepada pengelola dan operator fasilitas transportasi, fasilitas publik dan kegiatan skala besar. Adapun beberapa upaya yang harus dilakukan antara lain, tetap melakukan perlindungan kepada masyarakat melalui upaya preventif dan promotif untuk mengendalikan penularan Covid-19. Selain itu, tetap melakukan pengawasan, pembinaan, penertiban dan penindakan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan. – Indonesia yang merupakan negara agraris memiliki masyarakat yang tidak bisa lepas dari nasi sebagai makanan pokok di Indonesia. Maka dari itu, usaha jual beli beras jadi ide bisnis yang sangat menjanjikan apalagi punya peluang usaha jangka panjang. Tidak peduli dengan naik turunnya harga beras di Indonesia, kebutuhan pokok yang satu ini pasti akan selalu dicari seiring dengan pertumbuhan penduduknya. Nah bagi kamu yang memulai bisnis jual beli beras, berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah sederhana yang bisa kamu ikuti. Tahu Mengelola Bisnis Sembako Lokasi yang Strategis Tentukan Jenis Beras yang Ingin Dijual Pemasaran Beras Supplier Tepercaya Berikan Kualitas Terbaik Miliki Target Pasar Inovasi Itu Penting Tingkatkan Kualitas Pelayanan Team Work Manajemen Harga Jangan Berhenti Belajar Strategi Keuntungan Tahu Mengelola Bisnis Sembako Sebelum berpikir untuk terjun ke dunia jual beli beras, ada baiknya kamu mencari informasi dan pengetahuan terkait mengelola bisnis sembako. Banyak yang berpikir ingin memulai bisnis makan pokok orang Indonesia ini, dengan menjadi produsen beras itu sendiri. Namun jika modal terbatas tidak ada salahnya untuk mengambil dari agen atau distributor terpercaya. Hal tiu dilakukan untuk sebagai salah satu solusi agar beras yang disimpan tidak berada terlalu lama dalam gudang yang malah akhirnya akan menyebabkan kerugian. Jika nanti bisnis kamu sudah mulai ramai dan banyak pelanggan, kamu juga harus bisa menentukan banyaknya stok beras yang harus disimpan, dan selalu bijak melakukan penyetokan ulang agar tidak terjadi kerugian karena beras tidak habis terjual. Lokasi yang Strategis Lokasi merupakan hal terpenting yang menentukan keberhasilan suatu bisnis. Di mana, untuk jual beras, kamu harus benar-benar memerhatikan tempat yang cocok untuk usaha kamu. Selain itu, kamu juga harus mengetahui alasan ibu rumah tangga belanja beras di pasar. Biasanya karena mereka sekaligus membeli kebutuhan rumah tangga di pasar yang memiliki banyak pilihan. Misalnya ketika mereka beli beras di toko A dan toko A memiliki jenis dan harga yang tidak sesuai, maka ia bisa pindah ke toko lainnya. Hal inilah yang membuat kamu perlu menentukan dengan baik letak toko yang sangat strategis adalah berdekatan dengan pasar, swalayan, minimarket atau supermarket. Tentukan Jenis Beras yang Ingin Dijual Semakin lengkap jenis beras yang kamu tawarkan, semakin besar juga kamu mendapatkan kesempatan untuk mendapat pelanggan. Biasanya, pelanggan tidak hanya mencari beras umum yang berkualitas, ada juga pelanggan yang mencari beras organik untuk kesehatan, beras untuk khusus nasi goreng, dan sebagainya. Jadi, pastikan sebelum kamu membuka usaha jual beli beras, kamu ketahui terlebih dulu jenis berasa apa yang ingin kamu jual. Kamu bisa menentukannya lewat audience yang ingin kamu incar. Misalnya, di sekitar lokasi kamu adalah kalangan kelas atas yang mementingkan kesehatan, kamu bisa menjual beras organik atau beras merah. Ini akan sangat laku di pasaran saat ini. Di mana, banyak orang yang sudah mulai aware dengan pentingnya kesehatan. Pemasaran Beras Bisnis beras juga membutuhkan pemasaran yang bagus, biasanya untuk pemasaran bisnis ini, kamu bisa melakukannya secara word of mouth atau promosi dari mulut ke mulut. Kamu juga bisa memberikan satu hadiah bagi pelanggan yang loyal. Misalnya dengan membeli beras 25Kg bisa mendapatkan minyak goreng, atau pelanggan yang membeli beras selama 1 tahun penuh dengan minimal 25 Kg sebulan bisa mendapatkan hadiah rice cooker, dan sebagainya. Supplier Tepercaya Untuk mempunyai bisnis yang sukses, kamu membutuhkan bantuan dari partner kerja, yang salah satunya adalah dengan mencari pemasok atau supplier terbaik. Bukan saja dapat memberikan harga yang bersaing, tapi juga menjual beras berkualitas. Selain itu pilihlah juga agen distributor sembako terdekat, yang juga bisa melakukan pengiriman tepat waktu. Karena konsisten juga menjadi salah satu bentuk bukti tanggung jawab orang tersebut terhadap bisnis tersebut. Berikan Kualitas Terbaik Sebelum memutuskan untuk menjual produk sembako, pastikan dulu kualitas barang supplier tersebut. Bukan saja mencari yang putih dan pulen, namun juga harus baik dan berkualitas. Kamu juga harus memperhatikan tampilan beras yang akan dibeli. Mulai dari beras yang bebas dari kutu, bersih, dan jangan terlalu putih. Beras yang terlalu berwarna putih bisa berbahaya untuk dikonsumsi. Di samping itu, kamu juga bisa menyediakan beberapa jenis beras dengan harga yang berbeda. Hal itu dilakukan agar para pembeli mempunyai banyak pilihan produk. Di pasaran sendiri ada berbagai jenis beras yang populer di kalangan masyarakat, seperti beras merah, beras hitam, beras putih, ingat ya apapun beras tersebut jangan lupa untuk selalu menjadi penjual yang memberikan kualitas terbaik Miliki Target Pasar Memulai bisnis apapun tetap memerlukan target pasar, dari hal inilah kamu bisa menentukan berapa dan siapa target pembeli bisnis yang kamu bangun. Perhatikan hal berikut mengapa target pasar sangat penting Fokus terhadap kelompok tertentu yang menjadi target market adalah sebuah keharusan, yang akan menjadi landasan tepat untuk ekspansi ke segmen lainnya. Menentukan target market merupakan sebuah langkah yang akan mempermudah untuk mengenal pembeli kamu lebih jauh lagi. Merupakan sebuah strategi marketing yang akan lebih tepat mengenai sasaran akan mempermudah kamu saat membuat konten marketing. Selain itu, juga memperbesar peluang terjadinya penjualan Inovasi Itu Penting Salah satu kunci kesuksesan adalah inovasi, dengan melakukan hal-hal baru para pedagang sembako bisa melakukan beberapa kegiatan usaha perbaikan, atau peningkatan terhadap usaha yang mereka lakoni saat ini. Tawarkan promo – promo menarik atau potongan yang akan menarik pembeli, atau berikanlah pelayanan yang terbaik. Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah elemen kunci pada kesuksesan bisnis. Seperti pelayanan cepat dan tanggap, mau mendengarkan keluhan pelanggan, bersedia untuk sabar saat menghadapi pelanggan, dan jangan lupa untuk minta kritik dan saran terhadap produk sembako yang dijual. Hal ini akan membuat konsumen nyaman dengan usaha kamu. Team Work Membuka peluang kerjasama antar seller, agen distributor beras, dan supplier beras terpercaya. Dengan banyaknya peluang kerja sama ini kamu bisa lebih mudah mengembangkan bisnis, sekaligus menggali potensi yang tersembunyi dari mitra kamu. Manajemen Harga Selain pelayanan, harga beras yang terjangkau dan berkualitas sudah pasti menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli. Untuk itu cobalah untuk selalu memantau harga yang diberikan oleh pesaing kamu. Jangan hanya karena ingin memiliki banyak pelanggan lalu kamu melupakan kualitas. Jangan Berhenti Belajar Setiap bisnis pasti selalu ada pesaingnya, entah karena mereka memiliki modal yang lebih besar, skill yang lebih baik. Namun apapun itu jangan menyerah atau merasa minder. Dari orang-orang hebat tersebut kamu bisa belajar hal baru, dan meningkatkan bisnis yang kamu miliki tanpa harus menjatuhkan. Pelajari kelebihan mereka tanpa menjatuhkan. Strategi Keuntungan Untuk pertama memulai bisnis beras, kamu tidak disarankan untuk berharap akan keuntungan yang besar. Karena di langkah awal ini kamu mau tidak mau terkadang harus membuang uang untuk promosi, serta masih terbatasnya pembeli sembako yang kamu miliki. Semangat dan jangan menyerah Itulah langkah-langkah sederhana jika kamu ingin memulai bisnis jual beli beras. Jangan lupa untuk selalu konsisten dan inovatif agar bisnis jual beli berasmu bisa terus bertahan. Selain itu, ikuti perkembangan teknologi terkini karena teknologi tersebut akan memudahkanmu dalam menjalankan bisnis dan kamu bisa meraup keuntungan yang maksimal. Semoga artikel ini bisa membantu dan menginspirasimu dalam berbisnis. Jika kamu sudah memiliki keuntungan dar bisnis beras. Kamu juga bisa mulai memanfaatkan pendapatan tersebut untuk membeli investasi reksa dana. Di mana, dengan membeli reksa dana, kamu bisa mendapatkan keuntungan pasif dari dana yang kamu simpan didalamnya. Ajaib merupakan salah satu platform reksa dana online yang dapat membantu kamu memulai investasi reksa dana, kapan dan di mana saja secara online. Aplikasi ini juga cocok bagi kamu investor pemula, di mana, kamu bisa melakukan konsultasi dengan ahlinya untuk membantu kamu memilih jenis reksa dana sesuai dengan tujuan investasi kamu. Yuk mulai investasi sekarang di reksa dana! Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. Budidaya beras cocok di wilayah-wilayah dengan iklim hangat, biaya tenaga kerja murah dan curah hujan yang tinggi karena budidaya makanan pokok ini membutuhkan banyak tenaga kerja dan suplai air. Wilayah-wilayah yang memenuhi kriteria tersebut kebanyakan berada di Asia. Karakteristik para petani Asia adalah mayoritas berasal dari daerah-daerah miskin dan hidup dalam kondisi kurang berkembang. Bagian ini mendiskusikan beberapa topik yang berhubungan dengan beras; pasar perdagangan internasionalnya, pentingnya beras di masyarakat Indonesia, produksi beras di Indonesia dalam perspektif global, dan tentang bagaimana pemerintah Indonesia mendorong produksi beras dalam perjuangannya untuk meraih kembali swasembada beras. Pasar Beras Internasional Seperti yang disebutkan di bagian pembukaan, negara-negara produsen beras terbesar di dunia ada di Asia. Tabel di bawah ini menunjukkan lima negara penghasil beras terbesar di dunia. Lima Produsen Beras Terbesar Dunia Tahun 2014 Negara Volume Produksi China 208,100,000 India 155,500,000 Indonesia 70,600,000 Bangladesh 52,400,000 Vietnam 44,900,000 Dunia 741,500,000 angka dalam unmilled tonsSumber FAOSTAT Data December 2014 Ada sebuah fakta yang menarik mengenai beras yaitu pasar perdagangan internasionalnya sebenarnya sangat sedikit. Menurut penelitian yang dilaksanakan Bank Dunia hanya 5% dari produksi global beras diperdagangkan di pasar internasional dan itu mengimplikasikan bahwa harga beras rentan terhadap perubahan penawaran dan permintaan. Terlebih lagi, suplai beras internasional berasal hanya dari tiga negara eksportir beras saja, yaitu Thailand, India dan Vietnam. Perubahan-perubahan tiba-tiba dalam kebijakan-kebijakan perdagangan di ketiga negara eksportir ini bisa menyebabkan penimbunan dan spekulasi oleh negara-negara importir beras, dan karena itu bisa secara signifikan menaikkan harga beras dengan resiko berbahaya untuk memperburuk kemiskinan di negara-negara Asia tempat di mana beras menjadi makanan pokok untuk orang miskin. Skenario itu terjadi pada tahun 2008 waktu harga beras bertambah secara signifikan dan karenanya tingkat kemiskinan di Asia bertambah. Sebagai respon terhadap situasi tersebut, berbagai negara di benua Asia telah menandatangani persetujuan ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve APTERR yang mengatur bahwa total 0,78 juta ton beras akan disimpan bersama-sama oleh negara-negara yang berpartisipasi negara-negara ASEAN ditambah Republik Rakyat Tionghoa, Jepang dan Republik Korea Selatan untuk digunakan sebagai respon terhadap volatilitas harga beras internasional atau saat dibutuhkan akibat bencana alam atau bantuan kemanusiaan lainnya. Kontribusi beras paling signifikan dalam perjanjian ini berasal dari RRT, Jepang dan Korea Selatan. Beras di Indonesia Produksi Beras Indonesia Meskipun Indonesia adalah negara terbesar ketiga yang memproduksi beras terbanyak di dunia, Indonesia masih tetap perlu mengimpor beras hampir setiap tahun walau biasanya hanya untuk menjaga tingkat cadangan beras. Situasi ini disebabkan karena para petani menggunakan teknik-teknik pertanian yang tidak optimal ditambah dengan konsumsi per kapita beras yang besar oleh populasi yang besar. Bahkan, Indonesia memiliki salah satu konsumsi beras per kapita terbesar di seluruh dunia. Konsumsi beras per kapita di Indonesia tercatat hampir 150 kilogram beras, per orang, per tahun pada tahun 2017. Hanya Myanmar, Vietnam, dan Bangladesh yang memiliki konsumsi beras per kapita yang lebih tinggi dibanding Indonesia. Produksi beras di Indonesia didominasi oleh para petani kecil, bukan oleh perusahaan besar yang dimiliki swasta atau negara. Para petani kecil mengkontribusikan sekitar 90% dari produksi total beras di Indonesia. Setiap petani itu memiliki lahan rata-rata kurang dari 0,8 hektar. Produksi Beras di Indonesia 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Produksi Beras¹ ¹ angka dalam unmilled tonsSumber Food and Agriculture Organization of the United Nations and Kementrian Agrikultur Provinsi-provinsi Indonesia yang merupakan penghasil beras terbesar adalah1. Sumatra Selatan2. Jawa Barat3. Jawa Tengah4. Jawa Timur5. Sulawesi Selatan Mengingat bahwa populasi Indonesia mengkonsumsi beras dalam kuantitas besar, dan mengingat resiko dari menjadi importir beras saat harga bahan-bahan makanan naik yang membebani rumah tangga miskin karena mereka menghabiskan lebih dari setengah dari total pengeluaran mereka untuk bahan-bahan makanan, Indonesia menempatkan prioritas tinggi untuk mencapai swasembada beras. Bahkan, Indonesia memiliki niat untuk menjadi eksportir beras. Selama beberapa dekade Indonesia telah berjuang untuk mencapai swasembada beras namun hanya berhasil di pertengahan 1980an dan 2008-2009. Pada beberapa tahun terakhir Indonesia perlu mengimpor sekitar 3 juta ton beras setiap tahunnya, terutama dari Thailand dan Vietnam, untuk mengamankan cadangan beras negara. Impor ini dilaksanakan oleh Badan Urusan Logistik Bulog. Badan ini memiliki monopoli untuk impor dan ekspor beras, mengatur proses distribusi dan menjaga stabilitas harga beras di Indonesia. Bulog biasanya menjaga cadangan beras antara 1,5 ton sampai 2 ton melalui membeli beras dari penghasil-penghasil domestik dan eksportir-eksportir asing. Pemerintah Indonesia menggunakan dua cara untuk mencapai swasembada beras. Pada satu sisi, pemerintah mendorong para petani untuk meningkatkan produksi mereka dengan mendorong inovasi teknologi dan menyediakan pupuk bersubsidi, dan di sisi lain, berusaha mengurangi konsumsi beras masyarakat melalui kampanye seperti "satu hari tanpa beras" setiap minggunya, sementara mempromosikan konsumsi makanan-makanan pokok lainnya. Strategi ini untuk sebagian menjadi sukses. Walaupun kebanyakan orang Indonesia menolak untuk mengganti beras dengan bahan-bahan makanan lain, memang produksi beras naik cukup tajam setelah tahun 2014, didukung oleh upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur sawah irigasi. Pemerintah Indonesia mengalokasikan lebih banyak anggaran negara, yang dihasilkan dari pengurangan subsidi bahan bakar negara pada tahun 2013-2014, untuk pembangunan infrastruktrur di sektor agrikultur mulai tahun 2015. Dalam program ini tiga juta hektar fasilitas-fasilitas irigasi diperbaiki dalam periode 2015-2018. Intervensi-intervensi lebih lanjut termasuk rehabilitasi dari infrastruktur manajemen air lainnya, dan juga distribusi biji, pupuk dan mesin-mesin pertanian. Karena populasi Indonesia terus bertumbuh, dan mengimplikasikan bahwa akan ada lebih banyak kebutuhan konsumsi makanan di masa depan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kadin dan juga beberapa perusahaan besar di Indonesia baru-baru ini memulai program kemitraan degan para petani kecil penghasil beras dengan tujuan meningkatkan produksi beras melalui program-program pendanaan untuk penggunaan teknologi-teknologi baru dan inovatif. Selain menjadi kebutuhan primer makanan bagi penduduk Indonesia, sawah yang sangat indah di Bali dan Jawa Tengah menarik banyak wisatawan. Update terakhir 28 Juni 2017 - Pasar beras di Indonesia sangat besar mengingat jumlah populasi raksasa dan kedudukan beras sebagai makanan pokok. Nilai pasar beras akan terus berkembang mengikuti pertumbuhan penduduk yang pada tahun ini berjumlah 271 juta dan akan menjadi 306 juta pada 2035. Diperkirakan ada sekitar unit penggilingan padi di seluruh Indonesia, sebagian besarnya merupakan usaha kecil dengan kepemilikan tunggal. Distribusi hasil produksinya bersifat lokal, hanya beredar tak jauh dari tempat produksi, di kecamatan, kabupaten atau kota yang sama untuk penggilingan kecil; atau di provinsi yang sama dan sekitarnya untuk pabrik penggilingan besar. Kurang dari 1% yang tergolong penggilingan besar. Memperluas distribusi ke wilayah yang lebih luas, terutama pulau-pulau lain membutuhkan biaya logistik yang tinggi mengingat ketimpangan infrastruktur antara Jawa-Sumatra bagian selatan dan pulau-pulau lainnya. Sebagai komoditas utama di pasar dalam negeri, harga beras diatur dalam Permendag Nomor 57/2017. Di satu sisi, kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Tapi di sisi lain, potensi usaha penggilingan padi menjadi sangat Pasar Konsumsi beras Indonesia sekitar 2,5 juta ton per bulan atau 30 juta ton per tahun dengan total nilai Rp 276,8 triliun. Sebagian besar, sekitar 70% atau 21 juta ton, merupakan beras asalan kualitas rendah. Beras medium dan premium hanya 30% atau 9 juta ton yang terdiri dari beras premium sebanyak 70% atau 6,3 juta ton dan beras medium sebanyak 30% atau 2,7 juta ton. Nilai pasar gabungan beras premium dan medium adalah sebanyak 9 juta ton dengan nilai Rp94,1 triliun. Seperti komoditas lainnya, margin bisnis beras sangat tipis. Sebuah penggilingan padi hanya mengantungi Rp400 per kg beras medium dan Rp500 per kg beras premium dari kegiatan penggilingan dan distribusinya. Namun hal ini diimbangi dengan besarnya volume perdagangan. Jika 9 juta ton beras premium dan medium dikalikan Rp430 rata-rata tertimbang beras margin beras premium dan medium, maka total marginnya adalah Rp3,9 triliun. Ini adalah angka yang besar yang daya tariknya tidak akan bisa ditolak oleh siapapun. Dengan menguasai hanya 1% pangsa pasar beras premium dan medium saja, penggilingan beras akan mengelola ton atau omzet sebesar Rp941,0 miliar yang menghasilkan keuntungan Rp38,7 miliar; dan penguasaan 5% pangsa pasar berarti mengelola ton atau setara dengan miliar yang menghasilkan keuntungan Rp193,5 miliar. Untuk penguasaan 10% pangsa pasar, tinggal gandakan saja angkanya. Meskipun persaingan antar penggilingan beras sangat ketat karena banyaknya penggilingan padi untuk ukuran pasar sebesar 30 juta ton, minat dari investor baru tetap muncul. Para pemain baru ini tentunya tidak akan begitu saja terjun ke pasar yang bisa dikatakan hiper-kompetitif jika mereka tidak memiliki strategi jitu untuk memenangkan persaingan. Mereka juga harus memiliki tim manajemen yang mumpuni dengan pengalaman bisnis beras atau produk komoditas lainnya yang memadai. Yang tak kalah penting, mereka harus memiliki modal yang cukup besar untuk memperoleh pangsa pasar yang cukup berarti untuk memperoleh keuntungan yang memadai. Jadi, mudah ditebak mereka adalah grup bisnis besar di negeri ini. Supaya memiliki skala bisnis yang berarti, lebih baik membuka beberapa penggilingan di beberapa lokasi yang berbeda daripada satu penggilingan di satu lokasi untuk menghindari biaya logistik yang tinggi. Model bisnis seperti ini mirip bisnis air mineral dalam kemasan dan roti yang lokasi produksinya tersebar di beberapa kota agar lebih dekat dengan konsumen di seluruh Indonesia. Model bisnis semacam ini akan meningkatkan efisiensi tidak hanya dalam hal biaya pengiriman, tetapi juga dalam mengamankan perolehan bahan mentah yakni gabah. Situasi persaingan yang ketat saat ini membuat para penggilingan padi harus bersaing untuk mendapatkan gabah, terutama setelah musim panen berlalu. Terkadang mereka pergi jauh dari lokasi penggilingan, ke luar provinsi, bahkan ke pulau lain untuk mendapatkan gabah agar penggilingan bisa terus berputar. Model bisnis penggilingan padi yang tersebar meningkatkan efisiensi secara signifikan yang menghasilkan akan keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada penggilingan terpusat. Sebagian besar pemilik penggilingan padi hanya memiliki 1 penggilingan, hanya sedikit sekali yang memiliki 2-3 penggilingan. Mereka harus bertahan agar tetap hidup di tengah-tengah situasi hiper-kompetitif. Ada yang bertahan, ada yang bangkrut. Ada yang tutup sementara, ada yang pindah usaha ke sektor lain. Bagi investor baru, situasi saat ini merupakan momen yang tepat untuk mengakuisisi penggilingan beras. Mereka akan berada dalam posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan si yang dijual pasar modern hampir seluruhnya merupakan beras premium. Bagi konsumen kelas menengah atas yang mengunjungi gerai modern, beras merupakan produk bermerek sama seperti produk FMCG Fast Moving Consumer Good lainnya. Selain jenis beras, mereka memilih produk berdasarkan merek. Infografik Pasar Beras. Namun, di sisi lain, nyaris tidak ada kegiatan pemasaran dan promosi dari pemilik merek karena sebagai akibat adanya HET, keuntungan sangat tipis sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mengalokasikan anggaran pemasaran dan promosi. Beberapa penggilingan yang memiliki spesifikasi produk di atas premium terpaksa menetapkan produknya sebagai beras premium, dengan harga premium tentunya—karena tidak ada kategori yang lebih tinggi dari premium dalam regulasi harga. Oleh karena itu, jika penggilingan padi ingin keluar dari jebakan harga, bermainlah di kategori beras khusus yang harganya tidak diatur. Permentan No. 48 / Tahun 2017 mendefinisikan beras yang termasuk beras khusus yaitu beras merah dan hitam, beras untuk kesehatan, beras organik, beras indikasi geografis, beras varietas lokal, dan beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negri. Beras merah dan hitam, organik dan impor, memiliki konsumen yang terbatas. Beras indikasi geografis dan varietas lokal produksinya sedikit. Jadi di antara enam jenis beras khusus di atas, beras untuk kesehatan adalah jenis beras khusus yang pangsa pasarnya menjanjikan, namun belum digarap. Jika berhadapan dengan konsumen menengah ke atas, harga akan lebih fleksibel karena mereka memiliki daya beli yang lebih tinggi dibandingkan kategori konsumen lain. Sebelum aturan harga diberlakukan tahun 2017, harga beras reguler di gerai-gerai modern jauh lebih tinggi dari harga sekarang. Saat itu harga sangat bervariasi hingga ada yang mencapai atau bahkan lebih. Angka ini lebih dari dua kali lipat HET premium saat ini. Terbukti konsumen mampu dan bersedia membeli beras berkualitas sangat baik hingga tingkat harga tersebut. Karena mereka tidak sensitif terhadap harga, harga lebih yang tinggi per kg dari beras reguler untuk beras yang khusus yang memberi manfaat kesehatan sepertinya tidak akan menjadi masalah bagi mereka. Terlebih lagi, beras hanya sebagian kecil dari total pengeluaran belanja bulanan. Idenya adalah mengembangkan beras yang diperkaya vitamin, beras yang tidak sekedar mengenyangkan tapi juga menyehatkan. Dalam keadaan normal, kesehatan adalah masalah yang menjadi perhatian besar konsumen, apalagi dalam situasi wabah COVID-19 seperti sekarang yang menuntut masyarakat luas untuk lebih sadar kesehatan. Biaya penambahan vitamin tergolong kecil dibandingkan dengan potensial harga yang bersedia dibeli konsumen. Pemilik merek dapat menetapkan harga sepenuhnya berdasarkan faktor pasar yang berfokus pada wawasan konsumen. Jika konsumen bisa membeli beras reguler dengan harga mengapa tidak bersedia membeli beras khusus yang bermanfaat bagi kesehatan dengan harga sedikit’ lebih tinggi? Suatu jenis produk baru dengan manfaat tertentu tentu butuh dukungan program pemasaran. Program ini mengedukasi konsumen tentang keunggulan produk dibandingkan dengan produk biasa, manfaat mengkonsumsi produk tersebut, dan mengembangkan kesadaran konsumen terhadap merek. Program ini tentu saja membutuhkan biaya, dan hal ini tidak akan menjadi masalah bagi produsen karena harga jual tidak diatur untuk kategori beras ini. Mereka dapat menetapkan harga sesuai dengan situasi pasar dengan berfokus pada wawasan konsumen, dengan memasukkan biaya pemasaran. Daya beli konsumen memang menurun sejak pandemi COVID-19. Namun, di sisi lain, kesadaran kesehatan sedang tinggi-tingginya. Wajar jika permintaan terhadap vitamin meningkat luar biasa. Bahkan orang awam pun sekarang mengerti mengapa tubuh membutuhkan vitamin C, D, E, selain juga paham dampak jika tubuh kekurangan vitamin-vitamin ini. Wawasan konsumen yang berada di puncak belum pernah setinggi ini merupakan pintu masuk yang tepat untuk memperkenalkan jenis beras baru Peraturan Ada perbedaan besar dalam perizinan antara beras reguler dan beras yang diperkaya vitamin. Kementerian Pertanian adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab mengeluarkan izin beras reguler karena dianggap sebagai produk pangan segar. Untuk produk kesehatan, yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin adalah BPOM. Oleh karena itu, pemilik produk beras yang diperkaya vitamin harus mendaftarkannya ke BPOM. Namun, Permentan No. 48 / Tahun 2017 tidak mendefinisikan secara jelas apakah pemilik produk juga harus mendaftarkannya ke Kementerian Pertanian, selain BPOM. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 4, pendaftaran harus ditujukan kepada BPOM "dan/atau Kementerian Pertanian". Itulah mengapa sejauh ini belum ada penggiling padi yang mengembangkan beras bervitamin. Beberapa penggilingan padi sebenarnya melihat peluang ini dan berminat membuka segmen beras bervitamin. Mereka menargetkan konsumen menengah ke atas dan institusi kesehatan rumah sakit, panti jompo, dan lain-lain. Di sisi lain, mereka menunggu pemerintah untuk mendefinisikan aturan pendaftaran yang ambigu ini. Mereka mengharapkan pendaftaran beras bervitamin ditujukan ke satu institusi saja, apakah Kementerian Pertanian atau BPOM. Tidak perlu keduanya karena hanya akan menjadi memunculkan beban waktu, tenaga dan biaya tambahan. Sebelum peraturan ini jelas, mereka tidak akan mengambil risiko yang bisa berakibat fatal bagi bisnis. Dari sudut pandang konsumen, jika mengkonsumsi vitamin dari makanan lebih murah daripada mengonsumsi vitamin sebagai produk tersendiri, ini merupakan suatu pilihan. Untuk produk yang dikonsumsi sehari-hari, masyarakat cenderung lebih memperhatikan harga daripada produk yang sesekali dibeli. Dari sudut pandang produsen beras, ini merupakan peluang besar untuk mengeksplorasi bisnis dan mendapatkan keuntungan. Di tengah situasi kesehatan yang rentan dan kesadaran masyarakat yang meningkat, tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk meluncurkan produk beras bervitamin. Dari sisi pemerintah, sudah saatnya mendukung sektor beras khususnya produsen beras premium dan menengah yang berpotensi untuk menghasilkan beras khusus bervitamin. Di tengah badai COVID-19, permintaan beras premium menurun tajam sebagai imbas dari pembatasan aktivitas rumah makan, pariwisata dan kegiatan publik. Konsumen beras menengah ke atas bersedia membayar lebih untuk produk khusus. Uang lebih’ inilah yang bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan ekonomi. Uang ini akan mengalir ke semua pemangku kepentingan termasuk karyawan penggilingan, distributor, pengecer dan bisnis terkait lainnya akan kecipratan rejekinya. Jadi, memanfaatkan uang rakyat konsumen menengah atas untuk membantu rakyat semua pemangku kepentingan, adalah cara yang lebih cerdas daripada mengambil dana ABPN dan menggelotorkan ke dunia usaha.* Isi artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya.

kewajiban pembeli beras di pasar